Katakanlah, wahai Muhammad, kepada mereka, "Aku tidak memiliki kekuasaan untuk mendatangkan kebaikan dan menolak kemudaratan kecuali jika Allah menghendakinya sehingga aku dapat melakukannya. Kalaulah, misalnya, aku dapat mengetahui hal yang gaib, seperti yang kalian sangka, tentu aku--dengan pengetahuan itu--akan memperoleh banyak kebaikan dan terhindar dari semua keburukan. Tetapi aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan mengenai azab, dan pembawa kabar gembira akan pahala bagi orang-orang yang beriman dan tunduk kepada kebenaran.
Ayat ini mengajarkan tentang prinsip-prinsip seperti tawakal kepada Allah, keterbatasan pengetahuan manusia, dan kepercayaan pada takdir-Nya dapat dihubungkan dengan konsep peramalan. Dalam Islam, peramalan atau perencanaan masa depan harus dilakukan dengan kesadaran akan keterbatasan pengetahuan kita dan bergantung kepada Allah dalam menghadapi apa pun yang terjadi. Karena sesungguhnya hanya Allah yang memiliki kesempurnaan ilmu tentang segala sesuatu, dan Dia tidak memperlihatkan kegaiban kepada seorang pun.